search

Pengikut

Selasa, Desember 17, 2013

LTE handal dalam Kualitas Suara

kualitas suara 4G atau LTE

Teknologi Long Term Evolution (LTE) yang digunakan oleh jaringan seluler generasi keempat (4G) ternyata tak hanya soal evolusi data kencang saja, namun kualitas suara pun juga akan jadi andalan.

Di dalam teknologi baru ini, nanti akan ada yang namanya VoLTE, alias Voice over LTE. Dalam fitur teknologi ini yang coba digadang-gadang oleh Nokia Solutions and Networks (NSN) untuk pasar Indonesia.

Sambungan suara berbasis akses data ini juga diproyeksi NSN akan ikut booming saat LTE resmi dikomersialkan oleh operator seluler di Indonesia tak lama lagi. Bahkan trafiknya diyakini cukup besar, yaitu 1 gigabyte data per pengguna per hari dalam Technology Vision 2020.
Selasa, Desember 17, 2013

Kendala LTE di Indonesia

Kendala LTE di Indonesia
Mencari posisi frekuensi yang ideal untuk jaringan generasi keempat berbasis Long Term Evolution (LTE) di Indonesia membutuhkan banyak pertimbangan. Kendati tetap ada posisi yang ideal untuk teknologi baru tersebut.

Adopsi LTE di 700 MHz masih belum memungkinkan karena masih ditempati oleh layanan TV analog. Frekuensi itu masih belum dikosongkan karena migrasi ke TV digital masih lama.

Direktur Utama Telkomsel Alex Janangkih Sinaga sempat berpendapat, 700 MHz tak mesti jadi pilihan utama karena masih ada frekuensi 1.800 MHz dan 2,3 GHz. Ketiganya bisa diadopsi di Indonesia, operator pun banyak yang sudah siap jika LTE di berbagai frekuensi.

Namun dari seluruh LTE di dunia sebagian besar mengalokasikan frekuensi di 1.800 MHz. Tapi sampai saat ini, di pita 1.800 MHz masih digunakan untuk 2G SMS dan voice.

Semoga aja dapat mengalokasikan frekuensi kosong untuk LTE.
Rabu, November 27, 2013

Celah untuk menyadap Google & Yahoo

skema penyadapan menurut New York Times
Pada minggu-minggu ini sedang terjadi trend topik tentang penyadapan. Penyadapan yang paling sensasional adalah spionase yang dilakukan Australia terhadap Indonesia. Tidak sekedar itu saja, topik mengenai penyadapan masih berlanjut diantaranya adalah penyadapan terhadap perusahaan google dan yahoo

Kedua perusahaan tersebut mengalami penyadapan dengan tersangka NSA. Jika kita analogikan tidak mungkin data center milik google dan yahoo dapat disadap, namun menurut New York Times: 
NSA diduga telah mendapatkan akses ke data Google dan Yahoo melalui kabel serat optik (fiber optic/FO) yang terhubung ke data center. Salah satu penyedia kabel FO terbesar di dunia yang dipakai Google dan Yahoo adalah Level 3 Communications.
Meksi data center Google dan Yahoo diklaim aman, namun kabel FO yang digunakan sebagai jalur masuk semua informasi yang dikirim pengguna Google dan Yahoo belum tentu aman. Menurut New York Times, data dikirim melalui kabel FO ke data center tidak dienkripsi. Dari sinilah kemungkinan NSA menyadap informasi tanpa sepengetahuan pihak Google atau Yahoo.

Sampai berita ini diturunkan, belum bisa dikonfirmasi kebenaran apakah kabel FO tersebut memang disadap. Ketika ditanya apakah Level 3 Communications memberikan akses data ke AS atau instansi pemerintah, mereka hanya merespons: 
Ini adalah kebijakan dan praktek kami untuk mematuhi undang-undang di setiap negara di mana kami beroperasi, dan untuk menyediakan akses ke data pelanggan kepada lembaga pemerintah itu dilakukan ketika kami dipaksa melakukannya oleh hukum di negara tempat data tersebut berada.

Aksi penyadapan serupa 

Tahun 1960, operasi mata-mata Echelon pernah dilakukan menggunakan satelit, microwave dan kabel serat optik untuk memata-matai Uni Soviet dan sekutunya lewat suara, faks dan data lalu lintas. 

New York Times lebih lanjut juga menjelaskan bahwa mantan penasehat keamanan nasional, John M. Poindexter, dulu pernah mengusulkan program penyadapan bernama Total Information Awareness pada tahun 2002, untuk memindai semua informasi elektronik, termasuk panggilan telepon, email dan keuangan dan catatan perjalanan. Namun, program tersebut digagalkan pada tahun 2003.

Beberapa waktu lalu, Google dan Yahoo menyatakan bahwa mereka kini sudah mengenkripsi data yang dikirimkan melalui kabel FO ke data center untuk menghindari penyadapan NSA. Microsoft juga melakukan hal yang sama.

Sumber: tekno.liputan6.com
Rabu, November 27, 2013

Kekuatan NSA dalam menyadap

NSA Sadap 50.000 Jaringan Komputer di Dunia
Isu penyadapan masih terus hangat diperbincangkan. Kabar terbaru menyebutkan bahwa agen keamanan nasional Amerika Serikat (National Security Agency/NSA) telah menyadap 50.000 jaringan komputer di seluruh dunia dengan cara memasang malware (program berbahaya) pada komputer tersebut.

Informasi ini diungkap oleh surat kabar Belanda NRC yang mengklaim telah melihat dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden, yang merupakan mantan pegawai NSA.

Menurut NRC, setidaknya ada 20.000 jaringan komputer yang telah diinfeksi dengan malware pada tahun 2008. NSA sendiri menargetkan 85.000 jaringan komputer pada akhir tahun 2013 ini.

PC World yang dikutip Selasa (26/11/2013) melansir, NSA menggunakan Computer Network Exploitation (CNE) di lebih 50 ribu lokasi jaringan komputer tersebut. CNE adalah sistem infiltrasi komputer rahasia yang dibuat dengan meng-install malware.

Malware-malware tersebut dirancang untuk mengumpulkan informasi-informasi penting dari komputer. Malware itu dikembangkan dan distribusikan oleh Tailored Access Operations (TAO) yang merupakan bagian dari kelompok NSA.

Seperti dilaporkan Washington Post, malware ini berfungsi sebagai 'sel tidur digital' yang dapat diaktifkan dan dimatikan dari jarak jauh sesuai perintah NSA.

Belum diketahui apa saja kemampuan malware ini, namun NSA disinyalir telah mengembangkan versi malware baru yang dapat mengidentifikasi perintah suara dan mengumpulkan kutipan komunikasi tertentu bahkan menyalin data yang disimpan di komputer. Yang jelas malware ini dirancang untuk menyusupi router, switch dan firewall untuk memonitor seluruh jaringan.

Selain menyadap jaringan komputer ternyata NSA juga menyadap jaringan seluler. Menurut laporan-laporan yang dimuat harian Guardian dan Washington Post dalam seminggu terakhir mengungkapkan adanya dua program pemantauan yang dijalankan oleh pemerintah Amerika. 

Pertama adalah program pemantauan hubungan telepon ratusan juta rakyat Amerika tiap hari, guna menciptakan suatu database untuk melihat apakah ada tersangka teroris di luar negeri yang menghubungi orang di Amerika. 

Sementara yang kedua adalah program yang diberi nama PRISM yang memungkinkan NSA dan FBI untuk secara langsung menyadap sembilan jaringan internet Amerika untuk mengumpulkan data tentang penggunaan saluran elektronik itu, termasuk penyadapan audio, video, foto dan email, dan untuk mengetahui informasi apa saja yang dicari orang. Tujuannya adalah untuk mencari kegiatan-kegiatan yang mencurigakan yang datang dari luar negeri. 

Snowden membantah bahwa pelaksanaan kedua program itu dilakukan dengan aman dan sesuai hukum. Katanya, tiap analis bisa saja memilih siapa yang akan dipantau hubungan elektroniknya. Kata Snowden lagi, ia sendiri punya otorita untuk menyadap telepon siapapun, termasuk telepon Presiden Amerika.

Profil lengkap Edward Snowden

Sumber: tekno.liputan6.com
             VOAINDONESIA
Selasa, November 26, 2013

Yahoo akan Mengenkripsi Data Usernya pada 2014

Yahoo Mulai Mengenkripsi Data Penggunanya
Raksasa internet penyedia e-mail dan mesin pencari, Yahoo menguumkan bakal mengenkripsi semua informasi digital penggunanya yang berada di pusat server Yahoo mulai maret 2014 mendatang.

Langkah ini dilakukan Yahoo, menyusul pembocoran dokumen yang dilakukan mantan anggota Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden. Dokumen tersebut mengungkapkan, pihak NSA dan badan keamanan Inggris GCHQ telah menyusup ke pusat data Yahoo dan Google secara ilegal.

Yahoo tak ingin kecolongan lagi setelah pemerintah AS dan Inggris secara diam-diam melakukan penyadapan dan mengakses data penggunanya, tanpa sepengetahuan perusahaan. Padahal, pihaknya menyediakan opsional bila pemerintah ingin meminta data tertentu dari Yahoo, maka mesti mengajukan permohonan dulu, namun dengan sejumlah syarat dan ketentuan berlaku.

Dilansir dari BBC, CEO yahoo Marissa Mayer menegaskan, Yahoo tidak akan pernah memberikan akses kepada NSA maupun badan pemerintah manapun untuk bisa langsung mengakses pusat datanya.
“Tidak ada yang lebih penting bagi kami selain melindungi rahasia pribadi pengguna kami,” ujar bos Yahoo berparas cantik itu.
Pesaing terdekatnya, Google sudah lama melakukan enkripsi di layanan e-mail-nya. Google pun juga sudah melakukan proses enkripsi di pusat datanya sejak Juni tahun ini. Tampaknya, Yahoo masih terkesan lamban untuk melakukan antisipasi terkait adanya penyadapan ini. Padahal, Google telah melakukan pengenkripsian data jauh-jauh hari, sebelum informasi dokumen yang dibocorkan Snowden mencuat pada akhir Oktober lalu.
“Yahoo bergerak bersama perusahaan lain ke dalam arah ini. Ini lebih baik daripada tidak ada pengenkripsian. Namun, apakah ini sudah cukup?. Ini mungkin membuat hacker lebih sulit meretas, namun mungkin tidak bagi instansi pemerintah untuk mengaksesnya, tergantung dari jenis enksripsi apa yang digunakan,” kata Profesor Mark Manulis, seorang ahli kriptografi dan kemananan jaringan dari University of Surrey.
Sekuat apapun sistem yang dibuat pasti dapat ditembus karena manusia yang menciptakannya. Saran saya jika data tersebut sangat rahasia jangan disimpan dalam suatu jaringan komputer (internet).

Sumber: jagatreview.com